Thursday, January 3, 2013

WAHABI vs TABLIGH



satu dialog yang menarik............
        
DI BAWAH ADALAH SATU DIALOG ANTARA SEORANG ULAMA WAHABI DENGAN SEORANG ULAMA TABLIGH SEPERTI YANG DITULIS DALAM KITAB BELIAU:

Asy-Syaikh Abi Hamam Muhammad bin ‘Ali Ash-Shuma’i Al-Baidhani Al-Yamani berkata:

Ketahuilah wahai para pembaca, bahwa risalah ini sebelum saya keluarkan, terlebih dahulu saya berkunjung ke Madinah –kota Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam- dan saya sempatkan untuk bertemu langsung dengan Asy-Syaikh Abu Bakr (Jabir) Al-Jazairi. Ketika itu terjadi pada tanggal 26 Ramadhan 1424H.

Saat itu saya bertanya kepadanya:
“Apakah engkau bersedia untuk mencabut pujianmu kepada Jama’ah Tabligh yang kau katakan:[“Sesungguhnya di dunia Islam ini tidak ada Jama’ah yang semisal Jama’ah Tabligh…]

Ia menjawab:
“WALLAHI, aku tidak akan rujuk( tarik balik) dari pernyataanku”

Aku katakan:
“Engkau kemanakan fatwa-fatwa (berisi tahdzir terhadap Jama’ah Tabligh-pent) dari kalangan ahlul ilmi semisal (Asy-Syaikh) Ibnu Ibrahim, Ibnu Baaz, Al-Albani, Al-Wadi’i (Syaikh Muqbil)-(ulama wahabi)  serta Hai’ah Kibar Ulama (ASWJ)?”
Ia menjawab:
”Mereka –yaitu Jama’ah Tabligh- lebih utama dibanding para ulama”

Aku katakan kepadanya:
“Dari mana datangnya keutamaan itu?”
Jawabnya:
“Karena Jama’ah Tabligh melakukan khuruj sementara para ulama tidak melakukannya.”
Aku berkata kepadanya:
”Tetapi ilmu mereka (para ulama) menyebarluas ke berbagai penjuru yang tak terjangkau oleh Jama’ahTabligh”

Jawabnya:
“Mereka tetap lebih utama dibanding ulama dari segi pahalanya..”
Aku katakan kepadanya:
“Seandainya Jama’ah Tabligh lebih utama, tentu mereka telah mewariskan ilmu kepada masyarakat (tetapi realitinya tidaklah demikian). Lalu apa dasarnya engkau unggulkan orang-orang jahil di atas para ulama? Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
“Allah mengangkat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” (QS.Mujadilah:11)
Asy-Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi ini sejurus terdiam. Namun kemudian dengan tetap berkeras hati ia berkata:

“Para ulama tidak lebih utama dibanding Jama’ah Tabligh”
Maka akupun meninggalkan dia dan akhirnya aku tahu, ternyata dia adalah orang yang ta’ashub kepada Jama’ah Tabligh. Wallahul Musta’an.
(Ta’liqul Baligh ‘Ala Raddi Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi ‘Ala Maadih At-Tabligh…hal.2)
Inilah peringatan keras yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi Hafidhahullah terhadap fatwa tazkiyah Asy-Syaikh Abu Bakr Jabir terhadap Jama’ah Tabligh yang ada di kitab tersebut .

ULASAN SAYA:
INI SALAH SATU CONTOH SIFAT TAKSUB DAN KERAS KEPALA ULAMA TABLIGH YANG SECARA MENTAH-MENTAH MENOLAK KEBENARAN WALAUPUN TELAH DIBENTANGKAN AL QURAN DAN AL HADITH DI HADAPAN MEREKA.
JANGAN DI LIHAT WAHABI VS TABLIGH TAPI LIHAT KEPADA HUJJAH MEREKA.
JADI TIDAK HAIRANLAH SIFAT INI DIWARISI OLEH PENGIKUTNYA KHUSUSNYA DI  MALAYSIA.

2 comments:

  1. Bagaimana ulama Tabligh dengan ulama yang hanya berpuasa hati mengajar murid2nya saja? Mereka yang berat mahu hadir ke masjid siapa kapan lagi akan jumpa dengan mereka? Apa ulama sekarang lebih tinggi darjatnya dari Muhammad s.a.w? Sedang baginda sendiri berhempas pulas diludahi, diejek sebarkan Kalimah agung..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itulah maksud beliau yang kamu hanya faham separuh saja. Ulama tabligh tidak hanya fikir sampaikan ilmu untuk ummat tapi lebih jauh dari itu. Mereka juga fikir bagaimana orang yang mendengar datang kekuatan untuk amal dan mereka juga mampu usaha orang lain datang pada agama ini.

      Delete