Saturday, November 10, 2012

Bid'ah-bid'ah Asyura'



10 Muharram 61 H adalah hari terbu-nuhnya Abu Abdillah Al-Husen bin Ali (ra) di padang Karbala. Karena peristiwa berdarah ini, setan berhasil menciptakan dua kebid'ahan sekaligus.

Pertama : Bid'ah Syi'ah

Asyura' dijadikan oleh Syi'ah sebagai hari berkabung, duka cita, dan menyiksa diri sebagai ungkapan dari kesedihan dan penyesalan. Pada setiap Asyura', mereka memperingati kematian Al-Husen dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela seperti berkumpul, menangis, meratapi Al-Husen secara histeris, membentuk kelompok-kelompok untuk pawai berkeliling di jalan-jalan dan di pasar-pasar sambil memukuli badan mereka dengan rantai besi, melukai kepala dengan pedang, mengikat tangan dan lain sebagainya. (At-Tasyayyu' Wasy-Syi'ah, Ahmad Al-Kisrawiy Asy-Syi'iy, hal. 141, Tahqiq Dr. Nasyir Al-Qifari).

ASYURA' DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN SYI'AH

 
A. Asyuro' dalam ajaran Islam 
Ulama Ahlussunnah sepakat bahwa pada hari 10 Muharram disyari'atkan untuk berpuasa. Ibnu Abbas mencerita-kan :

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, lalu beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura' ( tanggal 10 Muharram), maka beliau bertanya: "Hari apakah ini?" Mereka menjawab: "Ini adalah hari yang baik. Ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada hari itu karena syukur kepada Allah. Dan kami berpuasa pada hari itu untuk mengagungkannya." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku lebih berhak atas Musa daripada kalian", maka Nabi berpuasa Asyura' dan memerintah-kan puasanya." (hari. Al-Bukhari dan Muslim)

Harus Menyalahi Ahli Kitab

Para sahabat berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : "Ya Rasulullah, sesung-guhnya Asyura' itu hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani", maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tahun depan insya Allah kita akan puasa (juga) pada hari yang kesembilan." (hari. Muslim (1134) dari Ibnu Abbas).

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas dari jalur lain, sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

"Berpuasalah pada hari Asyura' dan selisihilah orang-orang Yahudi itu, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya." (Fathul Bari, 4/245). Imam Syafi'i juga meriwayatkan hadits di atas, makanya beliau di dalam kitab Al-Um dan Al-Imla' menyatakan kesun-nahan puasa tiga kali tanggal 8, 9 dan 10 Muharram. (Al-Ibda', Ali Mahfudz hal. 149, Fathul Bari 4/246).

Keutamaan Asyura'

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa Asyura', maka beliau menjawab:

"Ia menghapuskan dosa tahun yang lalu." (hari. Muslim (1162), Ahmad 5/296, 297).

Karena itu, pantas jika Ibnu Abbas menyatakan : "Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada suatu hari karena ingin mengejar keutamaannya selain hari ini (Asyura') dan tidak pada suatu bulan selain bulan ini (maksudnya: Ramadhan)." (hari. Al-Bukhari (2006), Muslim (1132)).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah yang bernama Muharram. (hari. Muslim,1163).

B. Bid'ah-bid'ah Asyura'

10 Muharram 61 H adalah hari terbu-nuhnya Abu Abdillah Al-Husen bin Ali (ra) di padang Karbala. Karena peristiwa berdarah ini, setan berhasil menciptakan dua kebid'ahan sekaligus.

Pertama : Bid'ah Syi'ah

Asyura' dijadikan oleh Syi'ah sebagai hari berkabung, duka cita, dan menyiksa diri sebagai ungkapan dari kesedihan dan penyesalan. Pada setiap Asyura', mereka memperingati kematian Al-Husen dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela seperti berkumpul, menangis, meratapi Al-Husen secara histeris, membentuk kelompok-kelompok untuk pawai berkeliling di jalan-jalan dan di pasar-pasar sambil memukuli badan mereka dengan rantai besi, melukai kepala dengan pedang, mengikat tangan dan lain sebagainya. (At-Tasyayyu' Wasy-Syi'ah, Ahmad Al-Kisrawiy Asy-Syi'iy, hal. 141, Tahqiq Dr. Nasyir Al-Qifari).

Kedua : Bid'ah Jahalatu Ahlissunnah

Sebagai tandingan dari apa yang dilakukan oleh orang Syi'ah di atas, orang Ahlussunnah yang jahil (Bodoh) menjadikan hari Asyura' sebagai hari raya, pesta dan serba .a.

Menurut Ahmad Al-Kisrawi Asy-Syi'iy: "Dua budaya (bid'ah) yang sangat kontras ini, menurut literatur yang ada bermula pada jaman dinasti Buwaihi (321H - 447 H.) yang mana masa itu terkenal dengan tajamnya pertentangan antara Ahlus-sunnah dan Syi'ah. Orang-orang jahalatu (bodoh) Ahlussunnah menjadikan Asyura' sebagai hari raya dan hari bahagia sementara orang-orang Syi'ah menjadikannya sebagai hari duka cita, mereka berkumpul membacakan syair-syair haru kemudian menangis dan menjerit." (At-Tasyayyu' Wasy-Syi'ah hal.142)

Sementara Syekh Ali Mahfudz mengatakan bahwa di Kufah ada kelompok Syi'ah yang sampai ghuluw (berlebihan) dalam mencintai Al-Husen (ra) yang dipelopori oleh Al-Mukhtar bin Abi Ubaid atas-Tsaqafi (tahun 67 H dibunuh oleh Mush'ab bin Az-Zubair) dan ada kelompok Nashibah (yang anti Ali beserta keturunannya), yang diantaranya adalah Al-Hajjaj bin Yusuf atas-Tsaqafi. Dan telah disebut di dalam hadits shahih.
"Sesungguhnya (akan muncul) di Tsaqif (kepala suku dari Hawazin) seorang pendusta dan pembantai."

Pendusta tadi adalah Al-Mukhtar yang memperselisihkan keimamahan Ibnul Hanafiyah, dan pembantai tadi adalah Al-Hajjaj yang membenci Alawiyyin, maka yang Syi'ah tadi menciptakan bid'ah duka cita sementara yang Nashibah menciptakan bid'ah bersuka .a. (Al-Ibda' hal. 150)

Bid'ah-bid'ah tersebut berbentuk :

1. Menambah belanja dapur.
Banyak riwayat yang mengatakan :"Barangsiapa yang meluaskan (nafkah) kepada keluarganya pada hari Asyura', maka Allah akan melapangkan (rizkinya) selama setahun itu." (hari. At-Thabraniy, Al-Baihaqi dan Ibnu Abdil Barr). Asy-Syabaniy berkata: semua jalurnya lemah, Al-Iraqi berkata : sebagian jalur dari Abu Hurairah dishahihkan oleh Al-Hafidz Ibnu Nashir, jadi menurutnya ini hadits hasan, sedangkan Ibnul Jauzi menulisnya di dalam kumpulan hadits palsu. (Tamyizuth-Thayyib minal Khabits, no. 1472, Tanbihul Ghafilin, 1/367). Sementa-ra itu imam As-Suyuthi dengan tegas mengatakan : "Telah diriwayatkan tentang keutamaan meluaskan nafkah sebuah hadits dhaif, bisa jadi sebabnya adalah ghuluw di dalam mengagungkan-nya, dari sebagian segi untuk menandingi orang-orang Rafidhah (Syi'ah) karena syetan sangat berambisi untuk memalingkan manusia dari jalan lurus. Ia tidak peduli ke arah mana -dari dua arah- mereka akan berpaling, maka hendaklah para pelaku bid'ah menghin-dari bid'ah-bid'ah sama sekali." (Al-Amru Bil Ittiba', hal.88-89)
Imam Ahmad mengatakan ketika ditanya : "Hadits ini tidak ada asalnya, ia tidak bersanad kecuali apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Uyainah dari Ibnul Muntasyir, sementara ia adalah orang Kufah, ia meriwayatkan dari seorang yang tidak dikenal." (Al-Ibda', Ali Mahfudz, 150)

2. Memakai celak (sifat mata).

3. Mandi.
Mereka meriwayatkan sebuah hadits: "Barangsiapa yang memakai celak pada hari Asyura', maka ia tidak akan mengalami sakit mata pada tahun itu. Dan barangsiapa mandi pada hari Asyura', ia tidak akan sakit selama tahun itu." (Hadits ini palsu menurut As-Sakhawi, Mulla Ali Qari dan Al-Hakim) (Al-Ibda', hal. 150-151)

4. Mewarnai kuku.

5. Bersalam-salaman. Imam As-Suyuthi mengatakan : " Semua perkara ini (no.2-5) adalah bid'ah munkarah, dasarnya adalah hadits palsu atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ." (Al-Amru bil Ittiba' , hal.88)

6. Mengusap-usap kepala anak yatim.

7. Memberi makan seorang mukmin di malam Asyura'. Mereka tidak segan-segan membuat hadits palsu dengan sanad dari Ibnu Abbas yang mirip dengan haditsnya orang Syi'ah yang berbunyi:
"Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura' dari bulan Muharram, maka Allah memberinya (pahala) sepuluh ribu malaikat, sepuluh ribu haji dan umrah dan sepuluh ribu orang mati syahid. Dan barangsiapa memberi buka seorang mukmin pada malam Asyura', maka seakan-akan seluruh umat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berbuka di rumahnya sampai kenyang." (Hadits palsu dinyatakan oleh imam As-Suyuthi dan Asy-Syaukani, no. 34, lihat Tanbihul Ghafilin, 1/366).

8. Membaca do'a Asyura' seperti yang tercantum dalam kumpulan do'a dan Majmu' Syarif yang berisi minta panjang umur, kehidupan yang baik dan khusnul khotimah. Begitu pula keyakinan mereka bahwa siapa yang membaca do'a Asyura' tidak akan meninggal pada tahun tersebut adalah bid'ah yang jahat. (As-Sunan wal Mubtada'at, Muhammad Asy-Syuqairi, hal.134).

9. Membaca "Hasbiyallah wani'mal wakil" pada air kembang untuk obat dari berbagai penyakit adalah bid'ah.

10. Shalat Asyura'. Haditsnya adalah palsu, seperti yang disebutkan oleh As-Suyuthi di dalam Al-lah'ali Al-Mashnu'ah (As-Sunan wal Mubtada'at, 134)


Kembara AnNur

Friday, November 9, 2012

SHALAWAT NABI YANG SHAHIH



Posted by jihadsabili. 

 عن أنس بن مالك  قال: قال رسول الله : «مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ» رواه النسائي وأحمد وغيرهما وهو حديث صحيح.
Dari Anas bin malik radhiallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)”[SHAHIH. Hadits Riwayat An-Nasa’i (no. 1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban (no. 904) dan al-Hakim (no. 2018), dishahihkan oleh Ibnu Hibban rahimahullah, al-Hakim rahimahullah dan disepakati oleh adz-Dzahabi, rahimahullah juga oleh Ibnu hajar rahimahullah dalam “Fathul Baari” (11/167) dan al-Albani rahimahullah dalam “Shahihul adabil mufrad” (no. 643). ].

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan anjuran memperbanyak shalawat tersebut [Lihat “Sunan an-Nasa’i” (3/50) dan “Shahiihut targiib wat tarhiib” (2/134)], karena ini merupakan sebab turunnya rahmat, pengampunan dan pahala yang berlipatganda dari Allah Ta’ala [Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (6/169)].

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini :

● Banyak bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan tanda cinta seorang muslim kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam [Lihat kitab “Mahabbatur Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bainal ittibaa’ walibtidaa’” (hal. 77).], karena para ulama mengatakan: “Barangsiapa yang mencintai sesuatu maka dia akan sering menyebutnya” [Lihat kitab “Minhaajus sunnatin nabawiyyah” (5/393) dan “Raudhatul muhibbiin” (hal. 264).].

● Yang dimaksud dengan shalawat di sini adalah shalawat yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-hadits beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih (yang biasa dibaca oleh kaum muslimin dalam shalat mereka ketika tasyahhud), bukan shalawat-shalawat bid’ah yang diada-adakan oleh orang-orang yang datang belakangan, seperti shalawat nariyah, badriyah, barzanji dan shalawat-shalawat bid’ah lainnya. Karena shalawat adalah ibadah, maka syarat diterimanya harus ikhlas karena Allah Ta’ala semata dan sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam [Lihat kitab “Fadha-ilush shalaati wassalaam” (hal. 3-4), tulisan syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.]. Juga karena ketika para sahabat radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “(Ya Rasulullah), sungguh kami telah mengetahui cara mengucapkan salam kepadamu, maka bagaimana cara kami mengucapkan shalawat kepadamu?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ucapkanlah: Ya Allah, bershalawatlah kepada (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarga beliau…dst seperti shalawat dalam tasyahhud[SHAHIH. Riwayat Bukhari (no. 5996) dan Muslim (no. 406)].

● Makna shalawat kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah meminta kepada Allah Ta’ala agar Dia memuji dan mengagungkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan akhirat, di dunia dengan memuliakan peneyebutan (nama) beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, memenangkan agama dan mengokohkan syariat Islam yang beliau bawa. Dan di akhirat dengan melipatgandakan pahala kebaikan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, memudahkan syafa’at beliau kepada umatnya dan menampakkan keutamaan beliau pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk [Lihat kitab “Fathul Baari” (11/156)].

● Makna shalawat dari Allah Ta’ala kepada hamba-Nya adalah limpahan rahmat, pengampunan, pujian, kemualian dan keberkahan dari-Nya [Lihat kitab “Zaadul masiir” (6/398).]. Ada juga yang mengartikannya dengan taufik dari Allah Ta’ala untuk mengeluarkan hamba-Nya dari kegelapan (kesesatan) menuju cahaya (petunjuk-Nya), sebagaimana dalam firman-Nya:

{هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا}
“Dialah yang bershalawat kepadamu (wahai manusia) dan malaikat-Nya (dengan memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman” (QS al-Ahzaab:43).

Lafazh bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil2 yang shahih adalah :
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma shollii wa sallim ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad) .
[SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].

Thursday, November 8, 2012

30 PESANAN IMAM SYAFIE



1. Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin kerana ia dapat menjaga dan membuat kamu cemerlang di dunia dan akhirat.

2. Perbanyakan menyebut Allah daripada menyebut makhluk. Perbanyakan menyebut hal akhirat daripada menyebut hal dunia.

3. Pilihlah makanan yang halal kerana ia menjamin kesihatan dan menyebabkan syaitan gerun.

4. Sabar menghadapi musibah adalah sebesar-besar erti sabar dimana sabar itu sendiri memerlukan kesabaran pula. Bala dan musibah menunjukkan adanya perhatian dan kasih sayang Allah. Oleh itu, bersyukurlah kerana syukur yang sedemikian setinggi-tinggi erti syukur.

5. Apabila salah seorang antara kaum kerabat ataupun jiran dan saudara kamu sakit, kamu perlu ringankan langkah menziarahinya kerana ia disaksikan oleh malaikat dan dicintai Allah.

6. Marah adalah salah satu antara panah-panah syaitan yang mengandungi racun. Oleh itu, hindarilah ia supaya kamu dapat menewaskan syaitan dan bala tenteranya.

7. Kasihanilah anak yatim kerana Rasulullah SAW juga tergolong sebgai anak yatim dan beliau akan bersama-sama dengan orang yang menyayangi dan mengasihi anak-anak yatim di akhirat.

8. Berbuat baik dan tunjukkan bakti kepada ibu bapa tanpa mengenali letih dan lelah sebagaimana mereka berbuat begitu sepanjang hayat mereka. Ia dapat menambah keberkatan pada umur, menambah rezeki dan keampunan atas dosa-dosa kamu.

9. Banyakkanlah beramal soleh kerana ia adalah pendinding dan perisai orang mukmin dan pelindung daripada serangan iblis.

10. Taqwa adalah pakaian kebesaran dan hiasan akhlak Muslim sebenar. Ia ibarat pokok zaitun, minyaknya membawa berkat, ia juga memberi kejayaan dan kemenangan.

11. Iman mempunyai bentengnya bagi menghalang segala serangan yang cuba merobohkannya. Oleh itu bagi menguatkan benteng iman, keimanan perlu dibajai dengan lima perkara, yakin, ikhlas, mengerjakan amalan sunat, istiqamah, bertatasusila ataupun berdisiplin dalam mengerjakan ibadah.

12. Ingat dan zikir kepada Allah sebanyak-banyaknya kerana ia mengubati penyakit jasmani dan hati. Ia mencetuskan ketenangan hidup dan qanaah.

13. Khusyuk secara zahir adalah khusyuknya orang awam, khusyuk secara batin adalah khusyuknya orang pilihan disisi Allah.

14. Kubur adalah perhentian sementara bagi membolehkan ke satu perhentian lagi yang penuh dengan soal siasat. Oleh itu, siapkan lah jawapan yang adil dan benar menerusi amal yang benar dan taat kepada al-haq yang tidak berbelah bagi.

15. Kita perlu sentiasa memohon perlindungan daripada Allah, sekurang-kurangnya dengan mengucapkan “Auzubillahi minassaitathanirrajim”. Kita perlu bersabar sekiranya serangan syaitan datang juga bertalu-talu dengan hebat dan menyedari Allah Taala hendak menguji keteguhan sabar kita, hendak menguji keteguhan sabar kita, hendak melihat ketulenan jihad kita. Ketahuilah perang dengan syaitan itu lebih hebat daripada perang sabil.

16. Sebesar-besar keaiban (keburukan) adalah kamu mengira keburukan orang lain sedangkan keburukan itu terdapat dalam dirimu sendiri.

17. Hati adalah raja dalam diri. Oleh itu, lurus dan betulkan ia supaya empayar kerajaan dirimu tegak diatas al-haq yang tidak disertai oleh iringan-iringan pasukan kebatilan.

18. Ketahuilah istighfar yang diucapkan dengan betul mampu membuat syaitan lari ketakutan dan mengoncang empayar iblis di istana kerajaannya.

19. Ketahuilah sebesar-besar kesenangan didunia dan akhirat adalah memberi maaf kepada orang lain dan melupakan terus kesalahannya. Allah pasti akan meninggikan darjatnya di sisi manusia.

20. Tafakurlah sebelum tidur bagi menghisab diri atas salah dan silap semasa aktiviti pada siang hari sebagaimana Umar bin al-Khattab menyiasati dirinya dengan pelbagai soalan berkenaan dosa-dosanya pada siang hari.

21. Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin kerana ia dapat menjagamu dan membuatmu cemerlang didunia dan akhirat. Ia juga amalan para nabi, rasul dan orang soleh.

22. Sesiapa yang mahu meninggalkan dunia dengan selamat, dia perlu mengamalkan perkara berikut iaitu mengurangkan tidur, mengurangkan makan, mengurangkan bercakap dan berpada-pada dengan rezeki yang ada.

23. Kamu seorang manusia yang dijadikan daripada tanah dan kamu juga akan disakiti (dihimpit) tanah.

24. Sesiapa yang menjalinkan ukhuwah dan menghidupkannya, dia memperoleh banyak kebaikan.

25. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman, mereka akan ditinggikan darjat dan diberi kemuliaan selagi mereka menunaikan perintah Allah.

26. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman, mereka pasti akan mendapat pertolongan Allah seperti dalam pernyataannya dalam surah ar-Rom ayat 47 yang bermaksud, dan adalah menjadi hak (tanggungjawap) kami untuk menolong orang yang beriman.

27. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman, mereka pasti mendapat pembelaan daripada Allah sebagaimana pernyataannya dalam surah al-Hajj ayat 38 yang bermaksud, Allah membela orang yang beriman.

28. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman dan bertakwa, Allah pasti akan menaikkan darjat mereka hingga ke taraf wali-wali Allah selagi memenuhi syarat-syaratnya seperti dalam pernyataannya dalam surah al-Baqarah ayat 257 yang bermaksud, Allah penolong (wali) bagi orang-orang yang beriman.

29. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman akan memberi petunjuk dan jalan lurus sebagaimana pernyataan Allah dalam surah al-Hajj ayat 54 yang bermaksud “Allah akan memberi petunjuk bagi orang yang beriman kepada jalan yang lurus.

30. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman, mereka akan memperoleh rezeki yang baik dan pelbagai keberkatan selagi mereka menunaikan perintah Allah sebagaimana pernyataannya dalam surah al-A’raf ayat 96 yang bermaksud, sekiranya penduduk kota beriman dan bertakwa pasti kami akan melimpahkan mereka berkat dari langit dan bumi tetapi sekiranya mereka mendustakan ayat-ayat kami, kami akan seksa mereka disebabkan perbuatan mereka.

Wednesday, November 7, 2012

Largest ever expansion



Largest ever expansion, Central area of Haram to be tripled
By RIZWAN KHATIK - Sat Jul 07, 3:38 pm
Unprecedented move by King Abdullah to expand the Prophet’s Mosque in Madinah gain praises.
The massive expansion works will start very soon and the central Haram area will be tripled.
After this expansion, the total area mosque will be 1.1 million square meters with the capacity to accommodate an additional 1.6 million worshippers.
According to Arab News, the ground floor of the mosque has an area of 98,500 sq. meters accommodating 167,000 worshippers, the roof has an area of 67,000 sq. meters accommodating 90,000 worshippers and the surrounding plaza a total area of 235,000 sq. meters accommodating 450,000 worshippers.
The total area of the mosque and its plaza is 400,500 sq. meters accommodating 707,000 worshippers but at peak times as many as million worshippers could be in the mosque at any one time.
Haram Click here

Orang Yang Berilmu



A'lim bermaksud beri'lmu . A'lim Ulama ialah orang yang berilmu . Tidak akan di panggil A'lim Ulama selagi dia tidak dapat beramal dengan ilmu yang dia tanggung . Yang di maksudkan ulama  Sukh , iaitu orang-orang yang memperalatkan ilmu untuk mencari kenikmatan dunia saja  , mencari kedudukan dan prihatian di kalangannya .

Sabda  Rasulullah S.A.W : 

" Seksa yang terpedih pada hari kiamat ialah orang alim yang tidak memanfaatkan ilmunya"
Maksud dalam hadis tadi  memanfaat ialah tidak beramal dengan ilmunya . Seperti dia tahu akan hukum ini tetapi buat-buat tidak tahu .

Sabda  Rasulullah S.A.W  :

"  Di akhir zaman akan ada dua orang bodoh dan ulama-ulama fasik"

Na'uzubillahiminzalik... Semoga kita tidak tergolong dala orang yang berilmu yang fasik .
Kadang-kadang terlintas di fikiran , aku ingin pelajari ilmu ini untuk berbahas dengan orang lain atau ingin mendapat perhatian orang lain . 

 Sabda Rasulullah S.A.W  :

"Jangan kau pelajari ilmu untuk menjadi ulama , mempermainkan orang-orang yang bodoh , dan mencari perhatian orang lain . Siapa yang berbuat demikinan , Nerakalah tempatnya"
Adakah kita tergolong dalam kumpulan tersebut? Doa kepada Allah agar di minta jauh .
Apabila kita dapat mengetahui sesuatu ilmu itu , datanglah syaitan yang terkutuk untuk menghasut agar menyembunyikan ilmu yang diperolehi . Kita akan menjadi resah kerana takut orang lain tahu ilmu yang kita dapat disebabkan kita ingin  glamour . 

Sabda Rasulullah S.A.W :

" Siapa menyembunyikan ilmunya , Allah akan mengendalinya dengan kendali dari api"
Juga Sabda Rasulullah S.A.W :

" Sesiapa yang bertambah ilmunya tetapi tidak bertambah petunjuknya , maka dia hanya bertambah jauh dari Allah saja "

Ya Allah dekatkan aku denganMu Ya Allah....