Sunday, December 9, 2012

Fatwa Para Ulama Tentang firqah Tabligh - 1



Buletin Islamy Al Manhaj edisi VI/1419 H/1998 M. 
Kita akan membawa beberapa fatwa para ulama tentang Firqah Tabligh agar ummat mengerti bahwa kita menuduh mereka sesat bukan dari kita sendiri tapi kita mengambilnya dari ucapan ulama kita yg mulia semoga Allah mengampuni mereka yg telah wafat dan menjaga yang masih hidup. 

Perhatikan ucapan para ulama ini agar terbuka kekaburan yg selama ini menutupi mereka. Dan hendaklah bagi mereka yg masuk ke dalam kelompok ini segera keluar dan yg kagum segera sadar dan membenci krn kematian itu datangnya tiba-tiba.

1. Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah Dari Muhammad bin Ibrahim kepada yg terhormat raja Khalid bin Su’ud. 

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu. Wa ba’du: Saya telah menerima surat Anda dgn no. 37/4/5/D di 21/1/82H. Yang berkaitan tentang permohonan utk bekerja sama dgn kelompok yg menamakan dirinya dgn Kulliyatud Da’wah wat Tabligh Al Islamiyyah. Maka saya katakan: 

Bahwa jama’ah ini tidak ada kebaikan padanya dan jama’ah ini adl jama’ah yg sesat. Dan setelah membaca buku-buku yg dikirimkan kami dapati di dalamnya berisi kesesatan dan bid’ah serta ajakan utk beribadah kepada kubur dan kesyirikan. Perkara ini tidak boleh didiamkan. Oleh krn itu kami akan membantah kesesatan yg ada di dalamnya. Semoga Allah menolong agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya. Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. 29/1/82H. 

2. Syaikh Hummud At Tuwaijiri rahimahullah Adapun ucapan penanya: 

Apakah aku menasehatinya utk ikut khuruj dgn orang-orang tabligh di dalam negeri ini atau di luar?
Maka saya jawab: Saya menasehati penanya dan yg lainnya yg ingin agamanya selamat dari noda-noda kesyirikan ghuluw bid’ah dan khurafat agar jangan bergabung dgn orang-orang Tabligh dan ikut khuruj bersama mereka. Apakah itu di Saudi atau di luar Saudi. Karena hukum yang paling ringan terhadap orang tabligh adalah: Mereka ahlul bid’ah sesat dan bodoh dalam agama mereka serta pengamalannya. Maka orang-orang yg seperti ini keadaannya tidak diragukan lagi bahwa menjauhi mereka adl sikap yg selamat.Sungguh sangat indah apa yg dikatakan seorang penyair:Janganlah engkau berteman dgn teman yg bodoh.Hati-hatilah engkau darinya. Betapa banyak orang bodoh yg merusak seorang yg baik ketika berteman dengannya. 

3. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani hafidhahullah Pertanyaan:

Di sini ada pertanyaan: Apa pendapat Anda tentang Jama’ah Tabligh dan apakah ukuran khuruj ada terdapat dalam sunnah?

Jawab:Pertanyaan ini adl pertanyaan penting. Dan aku memiliki jawaban yg ringkas serta kalimat yang benar wajib utk dikatakan. Yang saya yakini bahwa da’wah tabligh adalah: sufi gaya baru.

Da’wah ini tidak berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Khuruj yg mereka lakukan dan yg mereka batasi dgn tiga hari dan empat puluh hari serta mereka berusaha menguatkannya dgn berbagai nash sebenarnya tidak memiliki hubungan dgn nash secara mutlak. Sebenarnya cukup bagi kita utk bersandar kepada salafus shalih. Penyandaran ini adl penyandaran yg benar. Tidak boleh bagi seorang muslim utk tidak bersandar kepadanya. 

Bersandar kepada para salafus sholih -wajib diketahui hakikat ini- bukanlah seperti bersandar kepada seseorang yg dikatakan pemilik mazhab ini atau kepada seorang syaikh yg dikatakan bahwa dia pemilik tarikat ini atau kepada seseorang yang dikatakan bahwa dia pemilik jama’ah tertentu. Berintima’ kepada salaf adl berintima’ kepada sesuatu yg ‘ishmah . Dan berintima’ kepada selain mereka adl berintima’ kepada yg tidak ‘ishmah. Firqah mereka itu –cukup bagi kita dgn berintima’ kepada salaf- bahwa mereka datang membawa sebuah tata tertib khuruj utk tabligh menurut mereka. Itu tidak termasuk perbuatan salaf bahkan bukan termasuk perbuatan khalaf krn ini baru datang di masa kita dan tidak diketahui di masa yg panjang tadi.

Kemudian yg mengherankan mereka mengatakan bahwa mereka khuruj utk bertabligh padahal mereka mengakui sendiri bahwa mereka bukan orang yg pantas utk memikul tugas tabligh {penyampaian agama} itu. Yang melakukan tabligh adl para ulama sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dgn mengutus utusan dari kalangan para sahabatnya yg terbaik yang tergolong ulama mereka dan fuqaha` mereka utk mengajarkan Islam kepada manusia.
Beliau mengirim Ali sendirian Abu Musa sendirian dan Mu’adz sendirian. Tidak pernah beliau mengirim para sahabatnya dalam jumlah yg besar padahal mereka sahabat. Karena mereka tidak memiliki ilmu seperti beberapa sahabat tadi. Maka apa yg kita katakan terhadap orang yang ilmunya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dgn sahabat yg tidak dikirim Nabi apa lagi dibanding dgn para sahabat yg alim seperti yg kita katakan tadi?! 

Sedangkan mereka keluar berdakwah dgn jumlah puluhan kadang-kadang ratusan. Dan ada di antara mereka yg tidak berilmu bahkan bukan penuntut ilmu. Mereka hanya memiliki beberapa ilmu yg dicomot dari sana sini. Adapun yg lainnya hanya orang awam saja. Di antara hikmah orang dulu ada yg berbunyi: Sesuatu yg kosong tidak akan bisa memberi.

Apa yg mereka sampaikan kepada manusia padahal mereka mengaku Tabligh? Kita menasehati mereka di Suriah dan Amman agar duduk dan tinggal di negeri mereka dan duduk mempelajari agama khususnya mempelajari aqidah tauhid -yang iman seorang mukmin tidak sah walau bagaimanapun shalihnya dia banyak shalat dan puasanya- kecuali setelah memperbaiki aqidahnya.
Kita menasehati mereka agar tinggal di negeri mereka dan membuat halaqah ilmu di sana serta mempelajari ilmu yg bermanfaat dari para ulama sebagai ganti khurujnya mereka ke sana kemari yg kadang-kadang mereka pergi ke negeri kufur dan sesat yg di sana banyak keharaman yg tidak samar bagi kita semua yg itu akan memberi bekas kepada orang yg berkunjung ke sana khususnya bagi orang yg baru sekali berangkat ke sana.

Di sana mereka melihat banyak fitnah sedangkan mereka tidak memiliki senjata utk melidungi diri dalam bentuk ilmu utk menegakkan hujjah kepada orang mereka akan menghadapi khususnya penduduk negeri itu yg mereka ahli menggunakan bahasanya sedangkan mereka {para tabligh} tidak mengerti tentang bahasa mereka.

Dan termasuk syarat tabligh adl hendaknya si penyampai agama mengetahui bahasa kaum itu sebagaimana diisyaratkan oleh Rabb kita ‘Azza wa Jalla dalam Al Qur`an:وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ Tidaklah kami mengutus seorang rasul kecuali dgn lisan kaumnya agar dia menerangkan kepada mereka. 

Maka bagaimana mereka bisa menyampaikan ilmu sedangkan mereka mengakui bahwa mereka tidak memiliki ilmu?! Dan bagaimana mereka akan menyampaikan ilmu sedangkan mereka tidak mengerti bahasa kaum itu?! Ini sebagai jawaban utk pertanyaan ini. {Dari kaset Al Qaulul Baligh fir Radd ‘ala Firqatit Tabligh}

4. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz hafidhahullahPertanyaan:Semoga Allah merahmati Anda ya syaikh. 

Kami mendengar tentang tabligh dan dakwah yang mereka lakukan apakah anda membolehkan saya utk ikut serta dgn mereka? Saya mengharap bimbingan dan nasehat dari anda. Semoga Allah memberi pahala kepada anda.

Jawab: Siapa yg mengajak kepada Allah adl muballigh Sampaikan dariku walau satu ayat. Adapun jama’ah tabligh yg terkenal dari India itu di dalamnya terdapat khurafat-khurafat bid’ah-bid’ah dan kesyirikan-kesyirikan. Maka tidak boleh khuruj bersama mereka. Kecuali kalau ada ulama yg ikut bersama mereka utk mengajari mereka dan menyadarkan mereka maka ini tidak mengapa. Tapi kalau utk mendukung mereka maka tidak boleh krn mereka memiliki khurafat dan bid’ah. Dan orang alim yg keluar bersama mereka hendaknya menyadarkan dan mengembalikan mereka kepada jalan yg benar. 

Tanya: Para penuntut ilmu menanya kepada anda dan para ulama kibar lainnya tentang: Apakah anda menyetujui kalau mereka bergabung dgn kelompok yg ada seperti Ikhwan Tabligh kelompok Jihad dan yg lainnya atau anda menyuruh mereka utk belajar bersama para da’i salaf yg mengajak kepada dakwah salafiyyah? 

Jawab: Kita nasehati mereka semuanya utk belajar bersama para thalabul ilmi lainnya dan berjalan di atas jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kita nasehati mereka semuanya agar tujuannya utk mengikuti Al Kitab dan sunnah dan berjalan di atas jalan Ahlus sunnah wal Jama’ah. Dan hendaknya mereka menjadi ahlus sunnah atau para pengikut salafus shalih.
Adapun berhizb dengan Ikhwanul Muslimin Tablighi atau yg lainnya maka tidak boleh. Ini keliru. Kita nasehati mereka agar menjadi satu jama’ah dan bernisbah kepada Ahlus sunnah wal jama’ah. Inilah jalan yang lurus utk menyatukan langkah. Kalau ada berbagai nama sedangkan semuanya di atas satu jalan dakwah salafiyyah maka tidak mengapa seperti yg ada di Shan’a dan yg lainnya tapi yg penting tujuan dan jalan mereka satu. ...bersambung....

1 comment:

  1. "Kalau ada berbagai nama sedangkan semuanya di atas satu jalan dakwah salafiyyah maka tidak mengapa seperti yg ada di Shan’a dan yg lainnya tapi yg penting tujuan dan jalan mereka satu."

    Ini satu pernyataan yang salah dari rujukan Al Quran,

    boleh muzakarah melalui email asyakeer@yahoo.com

    ReplyDelete