Buletin Islamy Al Manhaj edisi VI/1419 H/1998 M.
Kita
akan membawa beberapa fatwa para ulama tentang Firqah Tabligh agar ummat
mengerti bahwa kita menuduh mereka sesat bukan dari kita sendiri tapi kita
mengambilnya dari ucapan ulama kita yg mulia semoga Allah mengampuni mereka yg
telah wafat dan menjaga yang masih hidup.
Perhatikan ucapan para ulama ini agar terbuka kekaburan
yg selama ini menutupi mereka. Dan hendaklah bagi mereka yg masuk ke dalam
kelompok ini segera keluar dan yg kagum segera sadar dan membenci krn kematian
itu datangnya tiba-tiba.
1. Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah Dari Muhammad
bin Ibrahim kepada yg terhormat raja Khalid bin Su’ud.
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu. Wa
ba’du: Saya telah menerima surat Anda dgn no. 37/4/5/D di 21/1/82H. Yang
berkaitan tentang permohonan utk bekerja sama dgn kelompok yg menamakan dirinya
dgn Kulliyatud Da’wah wat Tabligh Al Islamiyyah. Maka saya katakan:
Bahwa jama’ah ini tidak ada kebaikan padanya dan jama’ah
ini adl jama’ah yg sesat. Dan setelah membaca buku-buku yg dikirimkan kami
dapati di dalamnya berisi kesesatan dan bid’ah serta ajakan utk beribadah
kepada kubur dan kesyirikan. Perkara ini tidak boleh didiamkan. Oleh krn itu
kami akan membantah kesesatan yg ada di dalamnya. Semoga Allah menolong
agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya. Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa
barakatuh. 29/1/82H.
2. Syaikh Hummud At Tuwaijiri rahimahullah Adapun ucapan
penanya:
Apakah aku menasehatinya utk ikut khuruj dgn orang-orang
tabligh di dalam negeri ini atau di luar?
Maka saya jawab: Saya menasehati
penanya dan yg lainnya yg ingin agamanya selamat dari noda-noda kesyirikan
ghuluw bid’ah dan khurafat agar jangan bergabung dgn orang-orang Tabligh dan
ikut khuruj bersama mereka. Apakah itu di Saudi atau di luar Saudi. Karena
hukum yang paling ringan terhadap orang tabligh adalah: Mereka ahlul bid’ah
sesat dan bodoh dalam agama mereka serta pengamalannya. Maka orang-orang yg
seperti ini keadaannya tidak diragukan lagi bahwa menjauhi mereka adl sikap yg
selamat.Sungguh sangat indah apa yg dikatakan seorang penyair:Janganlah engkau
berteman dgn teman yg bodoh.Hati-hatilah engkau darinya. Betapa banyak orang
bodoh yg merusak seorang yg baik ketika berteman dengannya.
3. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani hafidhahullah Pertanyaan:
Di sini ada pertanyaan: Apa pendapat Anda tentang Jama’ah
Tabligh dan apakah ukuran khuruj ada terdapat dalam sunnah?
Jawab:Pertanyaan ini adl pertanyaan penting. Dan aku
memiliki jawaban yg ringkas serta kalimat yang benar wajib utk dikatakan. Yang
saya yakini bahwa da’wah tabligh adalah: sufi gaya baru.
Da’wah ini tidak berdasarkan Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Khuruj yg mereka lakukan dan yg mereka batasi dgn tiga
hari dan empat puluh hari serta mereka berusaha menguatkannya dgn berbagai nash
sebenarnya tidak memiliki hubungan dgn nash secara mutlak. Sebenarnya cukup
bagi kita utk bersandar kepada salafus shalih. Penyandaran ini adl penyandaran
yg benar. Tidak boleh bagi seorang muslim utk tidak bersandar kepadanya.
Bersandar kepada para salafus sholih -wajib diketahui
hakikat ini- bukanlah seperti bersandar kepada seseorang yg dikatakan pemilik
mazhab ini atau kepada seorang syaikh yg dikatakan bahwa dia pemilik tarikat
ini atau kepada seseorang yang dikatakan bahwa dia pemilik jama’ah tertentu.
Berintima’ kepada salaf adl berintima’ kepada sesuatu yg ‘ishmah . Dan
berintima’ kepada selain mereka adl berintima’ kepada yg tidak ‘ishmah. Firqah
mereka itu –cukup bagi kita dgn berintima’ kepada salaf- bahwa mereka datang
membawa sebuah tata tertib khuruj utk tabligh menurut mereka. Itu tidak
termasuk perbuatan salaf bahkan bukan termasuk perbuatan khalaf krn ini baru
datang di masa kita dan tidak diketahui di masa yg panjang tadi.
Kemudian yg mengherankan mereka mengatakan bahwa mereka
khuruj utk bertabligh padahal mereka mengakui sendiri bahwa mereka bukan orang
yg pantas utk memikul tugas tabligh {penyampaian agama} itu. Yang melakukan
tabligh adl para ulama sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dgn mengutus
utusan dari kalangan para sahabatnya yg terbaik yang tergolong ulama mereka dan
fuqaha` mereka utk mengajarkan Islam kepada manusia.
Beliau mengirim Ali sendirian Abu Musa sendirian dan
Mu’adz sendirian. Tidak pernah beliau mengirim para sahabatnya dalam jumlah yg
besar padahal mereka sahabat. Karena mereka tidak memiliki ilmu seperti
beberapa sahabat tadi. Maka apa yg kita katakan terhadap orang yang ilmunya
tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dgn sahabat yg tidak dikirim Nabi apa
lagi dibanding dgn para sahabat yg alim seperti yg kita katakan tadi?!
Sedangkan mereka keluar berdakwah dgn jumlah puluhan
kadang-kadang ratusan. Dan ada di antara mereka yg tidak berilmu bahkan bukan
penuntut ilmu. Mereka hanya memiliki beberapa ilmu yg dicomot dari sana sini.
Adapun yg lainnya hanya orang awam saja. Di antara hikmah orang dulu ada yg
berbunyi: Sesuatu yg kosong tidak akan bisa memberi.
Apa yg mereka sampaikan kepada manusia padahal mereka
mengaku Tabligh? Kita menasehati mereka di Suriah dan Amman agar duduk dan
tinggal di negeri mereka dan duduk mempelajari agama khususnya mempelajari
aqidah tauhid -yang iman seorang mukmin tidak sah walau bagaimanapun shalihnya
dia banyak shalat dan puasanya- kecuali setelah memperbaiki aqidahnya.
Kita
menasehati mereka agar tinggal di negeri mereka dan membuat halaqah ilmu di
sana serta mempelajari ilmu yg bermanfaat dari para ulama sebagai ganti
khurujnya mereka ke sana kemari yg kadang-kadang mereka pergi ke negeri kufur
dan sesat yg di sana banyak keharaman yg tidak samar bagi kita semua yg itu
akan memberi bekas kepada orang yg berkunjung ke sana khususnya bagi orang yg
baru sekali berangkat ke sana.
Di sana mereka melihat banyak fitnah sedangkan
mereka tidak memiliki senjata utk melidungi diri dalam bentuk ilmu utk menegakkan
hujjah kepada orang mereka akan menghadapi khususnya penduduk negeri itu yg
mereka ahli menggunakan bahasanya sedangkan mereka {para tabligh} tidak
mengerti tentang bahasa mereka.
Dan termasuk syarat tabligh adl hendaknya si
penyampai agama mengetahui bahasa kaum itu sebagaimana diisyaratkan oleh Rabb
kita ‘Azza wa Jalla dalam Al Qur`an:وَمَا أَرْسَلْنَا
مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ Tidaklah kami mengutus seorang rasul kecuali dgn lisan kaumnya
agar dia menerangkan kepada mereka.
Maka bagaimana mereka bisa menyampaikan
ilmu sedangkan mereka mengakui bahwa mereka tidak memiliki ilmu?! Dan bagaimana
mereka akan menyampaikan ilmu sedangkan mereka tidak mengerti bahasa kaum itu?!
Ini sebagai jawaban utk pertanyaan ini. {Dari kaset Al Qaulul Baligh fir Radd
‘ala Firqatit Tabligh}
4. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz
hafidhahullahPertanyaan:Semoga Allah merahmati Anda ya syaikh.
Kami mendengar tentang tabligh dan dakwah yang mereka
lakukan apakah anda membolehkan saya utk ikut serta dgn mereka? Saya mengharap
bimbingan dan nasehat dari anda. Semoga Allah memberi pahala kepada anda.
Jawab: Siapa yg mengajak kepada Allah adl muballigh Sampaikan
dariku walau satu ayat. Adapun jama’ah tabligh yg terkenal dari India itu di
dalamnya terdapat khurafat-khurafat bid’ah-bid’ah dan kesyirikan-kesyirikan.
Maka tidak boleh khuruj bersama mereka. Kecuali kalau ada ulama yg ikut bersama
mereka utk mengajari mereka dan menyadarkan mereka maka ini tidak mengapa. Tapi
kalau utk mendukung mereka maka tidak boleh krn mereka memiliki khurafat dan
bid’ah. Dan orang alim yg keluar bersama mereka hendaknya menyadarkan dan
mengembalikan mereka kepada jalan yg benar.
Tanya: Para penuntut ilmu menanya
kepada anda dan para ulama kibar lainnya tentang: Apakah anda menyetujui kalau
mereka bergabung dgn kelompok yg ada seperti Ikhwan Tabligh kelompok Jihad dan
yg lainnya atau anda menyuruh mereka utk belajar bersama para da’i salaf yg
mengajak kepada dakwah salafiyyah?
Jawab: Kita nasehati mereka
semuanya utk belajar bersama para thalabul ilmi lainnya dan berjalan di atas
jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kita nasehati mereka semuanya agar tujuannya
utk mengikuti Al Kitab dan sunnah dan berjalan di atas jalan Ahlus sunnah wal
Jama’ah. Dan hendaknya mereka menjadi ahlus sunnah atau para pengikut salafus
shalih.
Adapun berhizb dengan Ikhwanul
Muslimin Tablighi atau yg lainnya maka tidak boleh. Ini
keliru. Kita nasehati mereka agar menjadi satu jama’ah dan bernisbah kepada
Ahlus sunnah wal jama’ah. Inilah jalan yang lurus utk menyatukan langkah. Kalau
ada berbagai nama sedangkan semuanya di atas satu jalan dakwah salafiyyah maka
tidak mengapa seperti yg ada di Shan’a dan yg lainnya tapi yg penting tujuan
dan jalan mereka satu. ...bersambung....
"Kalau ada berbagai nama sedangkan semuanya di atas satu jalan dakwah salafiyyah maka tidak mengapa seperti yg ada di Shan’a dan yg lainnya tapi yg penting tujuan dan jalan mereka satu."
ReplyDeleteIni satu pernyataan yang salah dari rujukan Al Quran,
boleh muzakarah melalui email asyakeer@yahoo.com