Saturday, August 11, 2012

MENGAKU MUSLIM TAPI TAAT KAFIRIN 2


Di antara gejala setia terhadap Kafirin
Alhamdulillah, bertemu lagi dalam perbincangan “ Mengaku Muslim Tapi Taat Kepada Kafirin”, sebagaiman yang telah disebutkan sebelum ini, iaitu bentuk-bentuk kesetiaan atau loyality atau bahasa Islamnya wala' terhadap kafirin sungguh telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, pada perbincangan siri 1 telah dihuraikan 5 gejala dan pada siri 2 dan terakhir ini akan dihuraikan 5 lagi dari 10 gejala berkaitan sebagai berikut:-
1. Dan termasuk gejala setia kepada orang kafir adalah menggunakan kalender kafirin, khususnya yang mencatat hari-hari suci dan hari-hari besar mereka, seperti kalender Masehi yang menyebutkan peringatan hari Kelahiran Al-Masih ‘alaihissalam yang hari raya itu adalah bid'ah yang mereka ada-adakan, dan bukanlah dari ajaran Al-Masih (Nabi ‘Isa) ‘alaihissalam. Karena itu menggunakan kalender ini berarti ikut berpartisipasi dalam menghidupkan syi’ar dan hari raya mereka. Hendaknya kita menghindari masalah ini, karena para sahabat radhiyallahu ‘anhum pun berpaling dari kalender orang-orang kafir dan mereka membuat kalender sendiri yang dimulai dengan peristiwa hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada masa khalifah Umar radhiyallahu ‘anhu. Hal tersebut menunjukkan wajibnya menyelisihi kaum kuffar dalam masalah ini dan ciri-ciri khas mereka. Semoga Allah Ta’ala menolong kita.
2. Dan termasuk gejala setia kepada orang kafir adalah ikut serta di hari-hari besar kafirin, membantu penyelenggaraan upacara mereka, mengucapi selamat pada hari itu, mendatangi undangan upacara mereka pada hari itu. Firman Allah:
"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu." (QS. Al-Furqon [25] : 72); telah ditafsirkan bahwa dari sifat hamba-hamba adalah sesungguhnya mereka tidak mendatangi hari-hari besar orang kafir.
3. Dan termasuk gejala setia kepada orang kafir adalah memuji, terpesona, kagum terhadap kafirin.
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Thoha [20] : 131)
Yang demikian itu bukan berarti orang Islam tidak boleh mengambil tahu tentang sebab-sebab kekuatan mereka, seperti: kemajuan teknologi, teknik ketenteraan dan keberhasilan ekonomi mereka, akan tetapi yang demikian itu adalah dituntut.
Allah Ta’ala berfirman:
"Bersiaplah untuk menghadapi mereka dengan kekuatan apa yang kamu sanggupi."(QS. Al-Anfaal [8] : 7)
Pada dasarnya beberapa hal yang bermanfaat dan rahasia-rahasia alam semesta yang ada adalah untuk kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman:
"Katakanlah, 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan juga rezeki yang baik?'. Katakanlah, 'Semua itu disediakan bagi orang-orang yang beriman di dunia dan khusus untuk mereka saja di hari kiamat'." (QS. Al-A’raf [7] : 32)
Firman Allah Ta’ala:
"Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir." (QS. Al-Jatsiyah [45] : 13)
Allah Ta’ala berfirman:
"Dialah yang telah menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu." (QS. Al-Baqoroh [2] : 29)
Oleh karena itu kaum muslimin wajib sentiasa berlomba dalam usaha memperoleh beberapa teknologi dan potensi yang ada, jangan sampai dikuasai orang kafir, agar muslimin tidak bergantung kepada orang kafir dalam memperoleh teknologi tersebut. Bahkan dianjurkan agar Muslimin memiliki industri-industri dan menciptakan kelengkapan-kelengkapan yang diperlukan.
4. Dan termasuk gejala setia kepada orang kafir adalah memberi nama dengan nama-nama orang kafir.
Ramai di antara kaum muslimin yang memberi nama kepada anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan dengan nama-nama asing dan meninggalkan nama bapaknya, ibunya, datuknya, neneknya dan nama-nama yang dikenal di masyarakatnya. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya sebaik-baiknya nama adalah Abdullah, Abdur Rahman, dan Al-Harits". (HR Ahmad, shahih menurut Syaikh Syu’aib Al-Anauth)
Perubahan nama-nama tersebut adalah akibat hilangnya kesatuan dengan generasi sebelumnya, juga menghapus identiti nama keluarga tertentu yang biasa dikenal dengan nama-nama khas mereka.
5. Dan termasuk gejala setia kepada orang kafir adalah berdoa memintakan ampun dan rahmat bagi kafirin. Allah telah mengharamkan hal yang demikian ini dalam firman-Nya:
"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahannam." (QS. At-Taubah [9] : 113)
Karena dalam permasalahan ini mengandung adanya suatu rasa kecintaan terhadap mereka dan membenarkan sesuatu yang ada pada mereka.
Demikianlah penjelasan Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, ulama terkemuka sekarang ini, abad ini, dalam bab Madhaahiru Muwaalatil Kuffaar —gejala-gejala setia kepada orang-orang kafir— dalam buku:
Al-Irsyadu isla shahiihil I’tiqaad warraddi ‘alaa ahlis syirki wal ilhaad.
Perlu sangat diperhatikan, terutama dua gejala ini, yaitu gejala keempat dan kelima:
1. Dan termasuk gejala setia kepada orang kafir adalah membantu kafirin untuk mengalahkan Muslimin, memuji-muji dan membela mereka. Ini merupakan sebahagian dari rusaknya aqidah, dan penyebab kemurtadan.
2. Dan termasuk gejala setia kepada orang kafir adalah meminta bantuan kepada kaum kafir, mempercayakan urusan kepada mereka, memberikan kekuasaan kepada mereka agar memegang jawatan yang di dalamnya ada banyak perkara yang menyangkut urusan kaum muslimin, serta menjadikan mereka sebagai kawan terdekat dan teman dalam bermusyawarah.
Dua gejala itu disamping mengancam hancur leburnya keimanan pelakunya, masih pula sangat merugikan kaum muslimin pada umumnya. Maka wajib dihindari sama sekali. Seandainya perkara ini  telah melanda dalam masayarakat, maka mari kita benteras sekuat-kuatnya secara tolong menolong dalam kebaikan untuk membenteras kemunkaran. Apalagi masalah ini sangat membahayakan Ummat Islam secara keseluruhan.
Semoga Allah subahanahu wa ta’ala berkenan memberi hidayah kepada kita semua sehingga kita mampu memahamainya dengan baik dan menghindarinya sejauh-jauhnya, karena gejala-gejala itu sangat membahayakan keimanan kita, dimana gejala in telah berlaku di mana-mana. Hanya Allah lah tempat kita berlindung dari segala bahaya terutama bahaya mencintai kekafiran yang seolah menggoda manusia setiap saat dan bahkan dihiasi dengan kata-kata indah nan menawan sehingga banyak menjerumuskan orang. Na’udzubillahi min dzalik. Kami berlindung dari hal yang demikian.

No comments:

Post a Comment