Sebagai asas yang paling utama mendasari ugama islam, ilmu akan memimpin dan memandu manusia dalam pembinaan peribadi mukmin yang kamil.
Monday, November 25, 2013
Dialog Nabi dengan Iblis- Sahihkah? - Siri 2
Dan ini teks terjemahan hadists Palsu tsb, mungkin banyak perbedaan versi lafazh terjemahan, namun kira2 ya maknanya mirip :
Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal radhiallahu 'anhu dari Ibn Abbas radhiallahu 'anhu , ia berkata: “Kami bersama Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di rumah seorang sahabatdari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar: “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku “.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat: “Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu ?”.
Para sahabat menjawab, “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. “Rasulullah berkata: “Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya.”
Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu berkata: “Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata pelan: “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiyamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah Subhanahu wa ta'ala. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”
Ibnu Abbas berkata: “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke atas, tidak ke samping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan/kerbau [tsur].
Dia berkata, “Assalamu’alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]“.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Assamu’lillah ya la’iin [Keselamatan hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala, wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis". Iblis berkata: "Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah] .”
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: “Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.
Iblis berkata, “Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepadamu. Allah Subhanahu wa ta'ala bersabda,” Demi kemulian dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku.”
Rasulullah kemudian mulai bertanya: “Jika kamu jujur, beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?”
Iblis menjawab: “Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : “Siapa lagi yang kamu benci?”
Iblis: “Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.”
Rasulullah: “Lalu siapa lagi?”
Iblis: “Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar.”
Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”
Iblis: “Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran.”
Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”
Iblis: “Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya
.”
Rasulullah: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar?”
Iblis: “Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar.”
Rasulullah: “Lalu, siapa lagi?”
Iblis: “Orang kaya yang bersyukur.”
Rasulullah bertanya: “Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”
Iblis: “Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal.”
Rassulullah: Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat?”
Iblis: “Aku merasa panas dan gemetar.”
Rasulullah: “Kenapa, wahai terlaknat?”
Iblis: “Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat.”
Rassulullah: “Jika mereka shaum?”
Iblis: “Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa.”
Rasulullah: “Jika mereka menunaikan haji?”
Iblis: “Saya menjadi gila.”
Rasulullah: “Jika mereka membaca Al Qur’an?’
Iblis: “Aku meleleh seperti timah di atas api.”
Rasulullah: “Jika mereka berzakat?”
Iblis: “Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji atau kapak dan memotongku menjadi dua.”
Rasulullah: “Mengapa begitu, wahai Abu Murrah?”
Iblis: “Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”
Iblis: “Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam?”
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Umar?”
Iblis: “Demi Tuhan, tiada aku bertemu dengannya kecuali aku akan lari darinya.”
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Utsman?”
Iblis: “Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya.”
Rasulullah: “Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib?”
Iblis: “Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu.”
Rasulullah: “Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat.”
Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad: “Hay-hata hay-hata .. [tidak mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis [ikhlas].”
Rasulullah: “Siapa yang mukhlis itu menurutmu?”
Iblis dengan panjang-lebar menjawab: “Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] world, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah] termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi world [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr]: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:”Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, “Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua.” Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja. Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya: “Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,’ Lihatlah kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, ‘Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya.’ Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.
Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.
Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di world dan cinta world. Dia menjadi pendengar kami yang setia.
Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,’ Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari Allah’. Aku katakan kepada orang yang sakit: “Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :” Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, ………
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir.
Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.
Nabi berkata: “Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu?”
Iblis: “Pemakan riba.”
Nabi: “Siapa teman kepercayaanmu [shadiq]?”
Iblis: “Pezina.”
Nabi: “Siapa teman tidurmu?”
Iblis: “Orang yang mabuk.”
Nabi: “Siapa tamumu?”
Iblis: “Pencuri.”
Nabi: “Siapa utusanmu?”
Iblis: “Tukang Sihir.”
Nabi: “Apa kesukaanmu?”
Iblis: “Orang yang bersumpah cerai.”
Nabi: “Siapa kekasihmu?”
Iblis: “Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.”
Nabi: “Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu?”
Iblis: “Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah.”
Nabi: “Apa yang melelehkan badanmu?”
Iblis: “Taubatnya orang yang sungguih-sungguh bertaubat.”
Nabi: “Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu?”
Iblis: “Istighfar yang banyak kepada Allah siang dan malam.
Nabi: “Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”
Iblis: “Zakat secara sembunyi-sembunyi.”
Nabi: “Apa yang membutakan matamu?”
Iblis: “Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh].”
Nabi: “Apa yang memukul kepalamu?”
Iblis: “Memperbanyak shalat berjamaah.”
Nabi: “Siapa yang paling bisa membahagiakanmu?”
Iblis: “Orang yang sengaja meninggalkan shalat.”
Nabi: “Siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”
Iblis: “Orang kikir – pelit – kedekut.”
Nabi: “Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu]?”
Iblis: “Majlis-majlis ulama.”
Nabi: “Bagaimana kamu makan?”
Iblis: “Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku.”
Nabi: “Di mana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas?”
Iblis: “Di balik kuku-kuku manusia.”
Bersambung dalam siri 3.......
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment