Mungkin
sudah berapa banyak diantara kita yang buka2 internet, terus menemukan artikel
KISAH DIALOG NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM DENGAN IBLIS
Artikel ini
Beredar sangat banyak dan sudah lama, hadits tentang dialog antara Rasul mulia
dan Iblis terlaknat. Sebagian masyarakat menganggap bahwa isinya baik dan
bermanfaat sehingga layak disebarkan padahal hadits ini adalah
hadits MAUDHU'/PALSU dan DUSTA atas nama Nabi dan berisi
hal yang bahaya dan mencederai Rasulullah dan shahabat.
Jangan
disebarkan kecuali untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa hadits
ini PALSU dan DUSTA!
Berikut ini
saya sertakan kajian tiga ulama dunia tentang hadits ini:
A. Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah
Ketika
beliau ditanya tentang riwayat ini, berikut jawabannya:
“Ini hadits
dusta. tidak terdapat di dalam kitab-kitab muslimin yang dipercaya baik kitab
shahih, sunan ataupun musnad. siapa saja yang tahu bahwa ini adalah dusta atas
nama nabi maka tidak boleh meriwayatkannya…” (Majmu’ al-Fatawa 18/350)
B. Fatwa
Syekh Abdurrahman as-Suhaimi (Ulama Masjid Nabawi dan Dosen Universitas
Islam Madinah):
Ini dusta
yang nyata! Ini hadits maudhu’ dusta tidak boleh meriwayatkannya, menyampaikan
dan menyebarkannya di masyarakat kecuali jika ingin mengingatkan bahayanya
hadits ini dan menjelaskan dustanya.
Di antara
tanda-tanda dusta yang nyata adalah:
1. Menyebutkan
(sumpah dengan talak!) hal ini tidak pernah dikenal di antara para shahabat
radhiallahu anhum
2. Pernyataannya
tentang tempat berlindungnya (di bawah kuku manusia) ini bertentangan dengan
hadits yang shahih dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dari
Nabi: jika seseorang bangun dari tidurnya, maka bersihkan hidung dengan air
tiga kali karena syetan menginap di dalam hidungnya.
3. Pernyataannya melalui lisan syetan: (Saya punya anak yang saya beri nama kahil yaitu yang menjadi celak mata manusia di majlis ulama dan khutbah hingga mereka tertidur saat mendengarkan nasehat para ulama maka tidak dicatat baginya pahala selamanya) bagaimana tidak dicatat baginya pahala selamanya, padahal dia telah hadir di majlis ilmu dan khutbah? Apakah sama antara yang hadir dan dikalahkan oleh ngantuknya dengan yang tidak hadir sama sekali?
4. Saya
juga ingat di sebagian riwayat-riwayat dusta ini bahwa mereka berkata
sesungguhnya Nabi menawarkan kepada Iblis taubat agar beliau memberinya syafaat
nanti di sisi Allah! Ini dusta yang paling besar. Sesungguhnya Allah telah
berfirman dan firman-Nya adalah benar, berjanji dan janji-Nya tidak mungkin
diingkari dan tidak pernah diganti keputusannya. Dia telah menjanjikan Iblis
untuk berusia hingga hari kiamat. Dia telah memberitahukan bahwa Iblis itu
terlaknat dan akan masuk Jahannam, kelak Iblis akan menyampaikan khutbahnya di
hadapan para pengikutnya di Jahannam dan seterusnya…Bagaimana kemudian dia
ditawari taubat?! Karena diterimanya taubat dan pemberian syafaat baginya
artinya membuang semua hal yang disampaikan Allah dalam firman-Nya tersebut di
atas.
Maka,
berhati-hatilah bagi yang menyebarkan kedustaan nyata seperti ini. Setiap
hadits yang berisi hal seperti ini dan sepanjang ini, maka telah menyebabkan keraguan,
tidak boleh diterima hingga diperiksa.
Nasehat bagi
yang sering membuka internet agar jangan terlalu cepat menyebarkan
kedustaan-kedustaan dan hadits-hadits pendongeng seperti ini. Tapi tanyakan
dulu kepada ahli ilmu.
Dan bahaya
sekali menyebarkan hadits dusta, karena yang menyebarkannya akan mendapatkan
dosa dusta dan bergabung dalam dusta dengan yang membuatnya.
Telah
diingatkan dengan keras dalam hadits yang shahih :
عَنْ الْمُغِيْرَةِ
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ كَذِباً
عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً
فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.
"Dari
Mughirah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam: Se-sungguhnya berdusta atas (nama)ku tidaklah sama seperti
berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan
sengaja, maka hendak-lah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” [ HSR.
Al-Bukhari (no. 1291) dan Muslim (I/10), diri-wayatkan pula semakna dengan
hadits ini oleh Abu Ya’la (I/414 no. 962), cet. Darul Kutub al-‘Ilmiyyah dari
Sa’id bin Zaid]
Dan dalam
sabda Nabi yang lain:
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَكْذِبُوْا
عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَكْذِبُ عَلَيَّ فَلْيَلِجِ النَّارَ.
"Dari
‘Ali, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
‘Janganlah kamu berdusta atas (nama)ku, karena se-sungguhnya barangsiapa yang
berdusta atas namaku, maka pasti ia masuk Neraka.’” [HSR. Ahmad (I/83),
al-Bukhari (no. 106), Muslim (I/9) dan at-Tirmidzi (no. 2660)]
Wallahu
ta’ala a’lam
C. Fatwa
dari Markaz Fatwa di bawah bimbingan DR. Abdullah al-Faqih :
Segala puji
bagi Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan shahabatnya.
Amma ba’du:
ini hadits tidak ada sumbernya, bahkan dusta nyata yang tidak boleh diceritakan
kecuali untuk mengingatkan dan menjauhkan orang darinya. Di dalamnya ada
kedustaan nyata yang tidak mungkin dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam.
Wallahu
a’lam
D. Pendapat Lajnah Mengenai Hadits Ini :
لحديث المذكور لا أصل له فيما نعلم ، والمصدر المنقول منه غير معروف ، فالواجب تركه وعدم نشره بين الناس" انتهى .
Hadits Yang di sebutkan tersebut tidak ada asal-usulnya tidak ada yang mengetahuinya sumber dan perkataan darinya (Cerita tersebut) tiadaklah dapat dikenal, Maka Kami Jawab tinggalkanlah hadits/Hikayat cerita palsu tersebut dan tidak menyebarkan cerita tersebut diantara manusia.
[Lajnah Daimah 3/252 Anggota : Syaikh Abdullah Bin Baz, Syaikh Abdul Aziz Alu syaikh, Syaikh Shalih Fauzan, syaikh Bakar Abu Zaid]
D. Pendapat Lajnah Mengenai Hadits Ini :
لحديث المذكور لا أصل له فيما نعلم ، والمصدر المنقول منه غير معروف ، فالواجب تركه وعدم نشره بين الناس" انتهى .
Hadits Yang di sebutkan tersebut tidak ada asal-usulnya tidak ada yang mengetahuinya sumber dan perkataan darinya (Cerita tersebut) tiadaklah dapat dikenal, Maka Kami Jawab tinggalkanlah hadits/Hikayat cerita palsu tersebut dan tidak menyebarkan cerita tersebut diantara manusia.
[Lajnah Daimah 3/252 Anggota : Syaikh Abdullah Bin Baz, Syaikh Abdul Aziz Alu syaikh, Syaikh Shalih Fauzan, syaikh Bakar Abu Zaid]
Bersambung dalam siri 2.....
Oleh
: Budi Ashari (Alumnus Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah)
No comments:
Post a Comment